Selasa, 21 Oktober 2014

TEKNOLOGI LAS KAPAL




 

TEKNOLOGI LAS KAPAL

441
BAB VPEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN HASIL LAS
V.1 PEMERIKSAAN DAN PENGUJIANV.1.1 Pengujian dan Pemeriksaan Daerah Las
Hasil pengelasan pada umumnya sangat bergantung padaketerampilan juru las. Kerusakan hasil las baik di permukaan maupun dibagian dalam sulit dideteksi dengan metode pengujian sederhana. Selainitu karena struktur yang dilas merupakan bagian integral dari seluruhbadan material las maka retakan yang timbul akan menyebar luasdengan cepat bahkan mungkin bisa menyebabkan kecelakaan yangserius. Untuk mencegah kecelakaan tersebut pengujian dan pemeriksaandaerah-daerah las sangatlah penting.Tujuan dilakukannya pengujian adalah untuk menentukan kualitasproduk-produk atau spesimen-spesimen tertentu, sedangkan tujuanpemeriksaan adalah untuk menentukan apakah hasil pengujian iturelatif dapat diterima menurut standar-standar kualitas tertentu atautidak dengan kata lain tujuan pengujian dan pemeriksaan adalahuntuk menjamin kualitas dan memberikan kepercayaan terhadapkonstruksi yang dilas.Untuk program pengendalian prosedur pengelasan, pengujian danpemeriksaan dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok sesuai denganpengujian dan pemeriksaan dilakukan yaitu sebelum, selama atausetelah pengelasan.Pengujian/pemeriksaan yang dilakukan sebelum pengelasan meliputi:pemeriksaan peralatan las, material pengelasan yang akandigunakan; pengujian verifikasi prosedur pengelasan yang harussesuai dengan prosedur pengelasan yang memadai; dan pengujiankualifikasi juru las sesuai dengan ketrampilan juru las.Pemeriksaan untuk verifikasi pemenuhan standar pengelasanmeliputi pemeriksaan kemiringan baja yang dilas, dan pemeriksaan galur-galur las pada setiap sambungan.Pengujian/pemeriksaan yang dilakukan selama proses pengelasanmeliputi: pemeriksaan tingkat kekeringan dan kondisi penyimpananelektrode pengelasan; pemeriksaan las ikat; pemeriksaan kondisi-kondisi pengelasan terpending (arus listrik, tegangan listrik,kecepatan proses pengelasan, urutan proses pengelasan, dsb.);pemeriksaan kondisi-kondisi sebelum dilakukan pemanasan; danpemeriksaan status sumbing-belakang.

TEKNOLOGI LAS KAPAL

442Pengujian/pemeriksaan yang dilakukan setelah proses pengelasanmeliputi: pemeriksaan temperatur pemanasan dan tingkatpendinginan sesudah proses pemanasan dan pelurusan;pemeriksaan visual pada ketelitian ukuran; dan pemeriksaan padabagian dalam dan permukaan hasil las yang rusak.
V.1.2 Klasifikasi Metode Pengujian Daerah Las
Seperti tampak pada Tabel V.1, metode pengujian daerah lassecara kasar dapat diklasifikasikan menjadi pengujian merusak /destruktif (DT) dan pengujian tidak merusak / non-destruktif (NDT).Dalam pengujian destruktif, sebuah spesimen atau batang ujidipotongkan dari daerah las atau sebuah model berukuran penuh daridaerah las yang diuji dilakukan perubahan bentuk dengan dirusak untukmenguji sifat-sifat mekanik dan penampilan daerah las tersebut. Dalampengujian non-destruktif, hasil pengelasan diuji tanpa perusakan untukmendeteksi kerusakan hasil las dan cacat dalam. Tabel V.2 merangkummanfaat-manfaat pengujian destruktif dan non-destruktif.
Tabel V.1 Klasifikasi metode pengujian daerah las
Uji destruktif (DT)
Uji mekanis
Uji struktur
 Uji kimia
Uji tarik
Uji lengkung
Uji hentakan
Uji kekerasan
Uji kelelehanLain-lain
Uji permukaan pecahan
Uji makroskopik
Uji analitis
Uji kekaratan
Uji penentuan kadar air Pengujian non-destruktif (NDT)
Uji kerusakanpadapermukaanUji kerusakanbagian dalamUji lain-lain
Uji visual (VT)
Uji partikel magnet (MT)
Uji penetrasi (PT)
Uji putaran arus listrik
Uji radiografi (RT)Uji ultrasonik (UT)
Uji ketirisan (LT)
Uji resistensi tekanan (PRT

Tidak ada komentar:

Posting Komentar