KATA PENGANTAR
Alhamdulillah
puji syukur kehadirat atas rahmat Allah SWT dan bimbingannya maka
kami dapat menyelesaikan makalah dengan
judul, “Media
dan Model Pembelaran”
Makalah ini
disusun sebagai tugas dari mata kuliah “Perencanaan dan
Pembelajaran Inovatif”. Diharapkan
dengan adanya penyusunan makalah ini dapat memberi manfaat bagi pembaca serta
kami sebagai penyusun dalam memahami media apa saja yang baik digunakan dalam
berbagai model proses pembelajaran.
Kami menyadari bahwa
masih sangat banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh karna itu
saya mengundang pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang bersifat
membangun untuk memperbaiki penyusunan artikel ilmiah ini.
Akhirnya
dengan segala kerendahan hati penyusun ucapkan terima kasih atas kesediaan
pembaca untuk memberikan kritik dan saran.
Semarang, September 2014
Penyusun
DAFTAR
ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .......................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................................... 2
1.3 Tujuan ....................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Media Pembelajaran................................................................................................... 3
2.1.1.
Jenis
Media Pembelajaran............................................................................... 4
2.2 Model Pembelajaran ................................................................................................. 5
2.2.1. Ciri-ciri Model Pembelajaran......................................................................... 5
2.2.2. Klasifikasi Model Pembelajaran.................................................................... 7
2.2.3. Memilih
Model Pembelajaran Yang Baik...................................................... 10
BAB III PENUTUP
3.1
Simpulan ................................................................................................................... 12
3.2
Saran ......................................................................................................................... 12
DAFTAR
PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Mengajar merupakan usaha dari
seseorang yang memberikan ilmu yang pernah dia dapatkan sebelum nya terdiri
dari komponen yang saling mempengaruhi yakni tujuan, instruksional yang ingin
dicapai dan materi yang disampaikan. Pendidik dan peserta didik yang harus
memainkan perannya dalam proses belajar mengajar, sarana dan prasarana belajar
mengajar yang tersedia dalam hal ini merupakan suatu media pembelajaran. Dengan
adanya media akan memudahkan dari setiap proses pembelajaran di dalam maupun
didalam ruangan. Karena setiap individu manusia memiliki sifat yang berbeda
saat akan memahami materi yang disampaikan. Ada yang mudah memahami tanpa
bantuan media, dan ada pula yang harus menggunakan media supaya mudah mencerna
dalam memahami suatu materi yang disampaikan. Seorang pengajar pun harus
memahami itu semua supaya media pembelajaran yang digunakan tepat sesuai dengan
peserta dan pengguanaan media pun tidak sia-sia.
Model pembelajaran untuk setiap mata
pelajaran berbeda-beda dengan menggunakan media pembelajaran disesuaikan dengan
tujuan instruksional khusus dan umum dari setiap mata pembelajaran, misal
memudahkan dalam menyampaikan materi. Oleh karena itu, penggunaan model
pembelajaran melalui media harus ditingkatkan agar dapat meningkatkan minat dan
kreativitas belajar.
Media yang digunakan harus
disesuaikan dengan model pembelajaran. Hal tersebut dilakukan agar tujuan
pembelajaran dapat tercapai dengan optimal. Salah satu tujuan proses
pembelajaran bukan hanya agar terjadi pertukaran informasi antara pengajar
dengan peserta didik, tetapi juga diharapkan dapat mengembangkan kualitas
sumber daya manusia serta mampu meningkatkan kreativitas dan minat belajar.
Media pembelajaran berbasis teknologi yang saat ini digunakan atau dikenal
dengan e-learning.
Penggunaan e-learning
dalam pencarian data dan informasi melalui media elektronik sebagai media
pembelajaran diharapkan dapat menjadi alternatif solusi untuk mengembangkan serta
meningkatkan kreativitas dan minat belajar peserta didik. Untuk itu berikut ini
akan dibahas berbagai permasalahan media dan model pembelajaran.
1.2 Rumusan
Masalah
1. Apa pengertian dari media pembelajaran ?
2. Apa yang dimaksud model
pembelajaran dan cara memilih model pembelajaran yang menarik ?
1.3 Tujuan
Makalah ini disusun bukan hanya untuk memenuhi tugas
mata kuliah perencanaan dan pembelajaran inovatif melainkan juga untuk memahami
media apa saja yang biasa digunakan dalam proses pembelajaran dan juga jenis
media yang di gunakan dalam pembelaran sehingga terjadi keterkaitan yang baik
dalam hubungan media dan proses pembelajaran. Selarasnya media dan model
pembelajaran yang baik nantinya akan berdampak pada proses pembalajaran didalam
kelas para peserta didik akan mudah memahami dalam penyampaian materi.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Media
Pembelajaran
Media
pembelajaran secara umum adalah alat
bantu proses belajar mengajar. Segala sesuatu yang
dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan
atau ketrampilan belajar sehingga dapat mendorong terjadinya proses
belajar. Batasan ini cukup luas dan mendalam mencakup pengertian sumber,
lingkungan, manusia dan metode yang dimanfaatkan untuk tujuan pembelajaran / pelatihan.
Sedangkan menurut Briggs (1977) media pembelajaran
adalah sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti : buku,
film, video dan sebagainya. Kemudian menurut National Education Associaton(1969)
mengungkapkan bahwa media pembelajaran adalah sarana
komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang-dengar, termasuk teknologi
perangkat keras.
Posisi
media pembelajaran. Oleh
karena proses pembelajaran merupakan proses komunikasi dan berlangsung
dalam suatu sistem, maka media pembelajaran menempati posisi yang cukup
penting sebagai salah satu komponen sistem pembelajaran. Tanpa media,
komunikasi tidak akan terjadi dan proses pembelajaran sebagai proses komunikasi juga
tidak akan bisa berlangsung secara optimal. Media pembelajaran adalah
komponen integral dari sistem pembelajaran
Dari pendapat di atas disimpulkan bahwa media
pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat
menyalurkan pesan, dapat merangsang fikiran, perasaan, dan kemauan peserta
didik sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada diri peserta
didik.
Menurut Edgar Dale, dalam dunia pendidikan, penggunaan media
pembelajaran seringkali menggunakan prinsip Kerucut Pengalaman,
yang membutuhkan media seperti buku teks, bahan belajar yang dibuat oleh guru
dan “audio-visual”.
2.1.1
Jenis Media Pembelajaran
Ada beberapa jenis media
pembelajaran, diantaranya :
1.
Media
Visual :
grafik, diagram, chart, bagan, poster, kartun, komik
2.
Media
Audial : radio, tape recorder, laboratorium bahasa, dan sejenisnya
3.
Projected
still media : slide; over head projektor
(OHP), in focus dan sejenisnya
4.
Projected
motion media :
film, televisi, video (VCD, DVD, VTR), komputer dan sejenisnya.
Pada hakikatnya bukan media pembelajaran itu
sendiri yang menentukan hasil belajar.
Ternyata keberhasilan menggunakan media pembelajaran dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar tergantung
pada (1) isi pesan, (2) cara menjelaskan pesan, dan (3) karakteristik penerima
pesan. Dengan demikian dalam memilih dan menggunakan media, perlu
diperhatikan ketiga faktor tersebut. Apabila ketiga faktor tersebut mampu
disampaikan dalam
media pembelajaran tentunya akan memberikan hasil yang maksimal.
·
membantu konsentrasi
mahasiswa
·
Menurut Gagne :
Komponen sumber belajar yang dapat merangsang siswa untuk belajar
·
Menurut Briggs :
Wahana fisik yang mengandung materi instruksional
·
Menurut Schramm :
Teknologi pembawa informasi atau pesan instruksional
·
Menurut Y. Miarso :
Segala sesuatu yang dapat merangsang proses belajar siswa
Tidak diragukan lagi bahwa semua media itu perlu dalam pembelajaran. Kalau sampai hari ini masih ada guru yang belum
menggunakan media, itu hanya perlu satu hal yaitu perubahan sikap. Dalam
memilih media pembelajaran, perlu disesuaikan
dengan kebutuhan, situasi dan kondisi masing-masing. Dengan perkataan lain,
media yang terbaik adalah media yang ada. Terserah kepada guru bagaimana ia
dapat mengembangkannya secara tepat dilihat dari isi, penjelasan pesan
dan karakteristik siswa untuk menentukan media pembelajaran
tersebut.
2.2 Model
Pembelajaran
Model
pembelajaran diartikan sebagai prosedur sistematis
dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar. Dapat
juga diartikan suatu pendekatan yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran.
Jadi, sebenarnya model
pembelajaran memiliki arti yang sama dengan pendekatan, strategi atau metode
pembelajaran. Saat ini telah banyak dikembangkan berbagai macam model pembelajaran, dari yang
sederhana sampai model yang agak kompleks dan rumit karena memerlukan banyak
alat bantu dalam penerapannya.
Ada beberapa model-model pembelajaran seperti ceramah, diskusi,
demonstrasi, studi kasus, bermain peran (role play) dan lain sebagainya. Yang
tentu saja masing-masing memiliki kelemahan dan kelebihan. Metode/model sangat
penting peranannya dalam pembelajaran, karena melalui pemilihan model/metode
yang tepat dapat mengarahkan guru pada kualitas pembelajaran efektif.
2.2.1
Ciri-ciri Model Pembelajaran
Ciri-ciri model pembelajaran Tahun 1950 di Amerika yang dipelopori oleh
Marc Belt menemukan ciri-ciri dari model-model pembelajaran, antara lain
sebagai berikut :
a. Berdasarkan
teori pendidikan dan teori belajar tertentu, misalnya model pembelajaran
inkuiri yang disusun oleh Richard Suchman dan dirancang untuk mengembangkan
penalaran didasarkan pada tatacara penelitian ilmiah. Model pembelajaran
kelompok yang disusun oleh Hebert Thelen yang dirancang untuk melatih partisipasi
dan kerjasama dalam kelompok didasarkan pada teori John Dewey.
b. Mempunyai
misi atau tujuan pendidikan tertentu.
c. Dapat
dijadikan pedoman untuk perbaikan kegiatan pembelajaran di kelas.
d. Memiliki
perangkat bagian model yang terdiri dari:
· urutan
langkah pembelajaran,yaitu tahap-tahap yang harus dilakukan oleh guru bila akan
menggunakan model pembelajaran tertentu.
·
prinsip reaksi, yaitu pola perilaku guru dalam
memberikan reaksi terhadap perilaku siswa dalam belajar.
·
sistem sosial, adalah pola hubungan guru dengan siswa
pada saat mempelajari materi pelajaran. ada tiga pola hubungan dalam sistem
sosial yaitu tinggi, menengah, dan rendah. pola hubungan disebut tinggi apabila
guru menjadi pemegang kendali dalam pembelajaran. pola hubungan disebut
menengah apabila guru berperan sederajat dengan siswa dalam kegiatan
pembelajaran. pola hubungan disebut rendah apabila guru memberikan kebebasan
kepada siswa dalam kegiatan pembelajaran.
·
sistem pendukung adalah penunjang keberhasilan
pelaksanaan kegiatan pembelajaran di kelas misalnya media dan alat peraga.
e. Memiliki
dampak sebagai akibat penerapan model pembelajaran baik dampak langsung dengan
tercapainya tujuan pembelajaran, maupun dampak tidak langsung yang berhubungan
dengan hasil belajar jangka panjang. Menurut Komaruddin (2000) bahwa model
belajar dapat diartikan sebagai kerangka konseptual yang digunakan sebagai
pedoman dalam melakukan kegiatan. Model dapat dipahami sebagai : (1) suatu tipe
atau desain (2) suatu deskripsi atau analogi yang dipergunakan untuk membantu proses
visualisasi sesuatu yang tidak dapat dengan langsung diamati, (3) suatu sistem
asumsi-asumsi, data-data, dan inferensi-inferensi yang dipakai untuk
menggambarkan secara matematis suatu obyek peristiwa ;(4) suatu desain yang
disederhanakan dari suatu sistem kerja, suatu terjemahan realitas yang
disederhanakan; (5) suatu deskripsi dari suatu sistem yang mungkin atau
imajiner; dan (6) penyajian yang diperkecil agar dapat menjelaskan dan
menunjukan sifat bentuk aslinya.
Sedangkan model pembelajaran menurut Kardi dan Nur ada
lima model
pembelajaran yang dapat digunakan dalam mengelola pembelajaran, yaitu:
pembelajaran langsung; pembelajaran kooperatif; pembelajaran berdasarkan
masalah; diskusi; dan learning strategi.
1.
Rasional teoritik yang logis yang disusun
oleh para pencipta atau pengembangnya.
2.
Landasan pemikiran tentang apa dan
bagaimana siswa belajar.
3.
Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar
model tersebut dapat dilaksanakan dengan berhasil.
4.
Lingkungan belajar yang diperlukan agar
tujuan pembelajaran dapat tercapai.
2.2.2
Klasifikasi Model Pembelajaran
Model
mengajar yang telah dikembangkan dan di tes keberlakuannya oleh para pakar
pendidikan dengan mengklasifikasikan model pembelajaran pada empat kelompok
yaitu:
1.
Model
pemrosesan informasi (information Procesisng Models) menjelaskan bagaimana cara
individu memberi respon yang datang dari lingkungannya dengan cara
mengorganisasikan data, memformulasikan masalah, membangun konsep dan rencana
pemecahan masalah serta penggunaan simbol-simbol verbal dan non verbal. Model
ini memberikan kepada pelajar sejumlah konsep, pengetesan hipotesis, dan memusatkan perhatian pada
pengembangan kemampuan kreatif. Model pengelolaan informasi ini secara umum
dapat diterapkan pada sasaran belajar dari berbagai usia dalam mempelajari
individu dan masyarakat. Karena itu model ini potensial untuk digunakan dalam
mencapai tujuan yang berdimensi personal dan sosial disamping yang berdimensi
intelektual. Adapun model-model pemrosesan menurut Tom Final din (2001) terdiri
atas:
a. Model
berfikir Induktif.
Tokohnya
adalah Hilda Taba. Tujuan dari model ini adalah untuk mengembangkan proses
mental induktif dan penalaran akademik atau pembentukan teori.
Kemampuan-kemampuan ini berguna untuk tujuan-tujuan pribadi dan sosial.
b. Model
Inkuiri Ilmiah.
Tokohnya
adalah Joseph J. Schwab. Model ini bertujuan mengajarkan sistem penelitian dari
suatu disiplin tetapi juga diharapkan untuk mempunyai efek dalam
kawasan-kawasan lain (metode-metode sosial mungkin diajarkan dalam upaya
meningkatkan pemahaman sosial dan pemecahan masalah sosial).
c. Model
Penemuan Konsep
Tokohnya,
Jerome Brunet. Model ini memiliki tujuaan untuk mengembangkan penalaran
induktif serta perkembangan dan analisis konsep.
d. Model
pertumbuhan Kognitif.
Tokohnya,
Jean Pieget, Irving sigel, Edmund Sulivan, dan Laawrence Kohlberg, tujuannya
adalah untuk meningkatkan perkembangan intelektual, terutama penalaran logis,
tetapi dapat pula diterapkan pada perkembangan sosial moral.
e. Model
Penata Lanjutan
Tokohnya,
David ausebel. Tujuannya untuk me-ningkatkan efisiensi kemampuan pemrosesan informasi
guna menyerap dan mengkaitkan bidang-bidang pengetahuan.
f. Model
memori
Tokohnya,
harry Lorayne & Jerry Lucas. Model ini bertujuan untuk meningkatkan
kemampuan mengingat.
2.
Model
personal (personal family) merupakan rumpun model pembelajaran yang menekankan
kepada proses pengembangan kepribadian individu siswa dengan memperhatikan
kehidupan emosional. Proses pendidikan sengaja diusahakan untuk memungkinkan
seseorang dapat memahami dirinya dengan baik, memikul tanggung jawab, dan lebih
kreatif untuk mencapai kualitas hidup yang lebih baik. Model ini memusatkan
perhatian keada pandangan perseorangan dan berusaha menggalakkan kemandirian
yang produktif. Sehingga diharapkan Smanusia menjadi semakin sadar diri dan
bertanggung jawab atas tujuannya. Adapun tokoh-tokohnya adalah:
a. Model pengajaran nondirektif.
Tokohnya, Carl Rogers. Tujuan dari model
ini adalah membentuk kemampuan untuk perkembangan pribadi dalam arti kesadaran
diri, pemahaman diri, kemandirian, dan konsep diri.
b. Model latihan Kesadaran
Tokohnya adalah fritz Peris dan William
schultz tujuannya adalah meningkatkan kemampuan seseorang untuk eksplorasi diri
dan kesadaran diri. Banyak me-nekankan pada perkembangan kesadaran dan
pemahaman antarpribadi.
c. Model Sinektik
Tokohnya adalah William Gordon model ini
bertujuan untuk mengembangkan pribadi dalam kreativitas dan pemecahan masalah
kreatif.
d. Model Sistem-sistem Konseptual
Tokohnya adalah, David Hunt tujuannya
adalah me-ningkatkan kekompleksan dan keluwesan pribadi.
e. Model Pertemuan Kelas
Tokohnya adalah William Glasser.
Bertujuan untuk mengembangkan pemahaman diri sendiri dan kelompok sosial.
3.
Model
sosial (social family) menekankan pada usaha mengembangkan kemampuan siswa agar
memiliki ke-cakapan untuk berhubungan dengan orang lain sebagai usaha membangun
sikap siswa yang demokratis dengan menghargai setiap perbedaan dalam realitas
sosial. Inti dari sosial model ini adalah konsep sinergi yaitu energi atau
tenaga (kekuatan) yang terhimpun melalui kerjasama sebagai salah satu fenomena
kehidupan masyarakat. Dengan menerapkan model sosial, pembelajaran di arahkan
pada upaya melibatkan peserta didik dalam menghayati, mengkaji, menerapkan dan
menerima fungsi dan peran sosial. Model sosial ini dirancang untuk memanfaatkan
fenomena kerjasama, membimbing para siswa mendefinisikan masalah,
mengeksplorasi berbagai cakrawala mengenai masalah, mengumpulkan data yang
relevan, dan mengembangkan serta mengetes hipotesis, oleh karena itu guru,
seyogianya mengajarkan proses demokratis secara langsung jadi pendidikan harus
diorganisasikan dengan cara melakukan penelitian bersama (cooperative inquiry)
terhadap masalah-masalah sosial dan masalah-masalah akademis.
4.
Model
sistem perilaku dalam pembelajaran (behavioral Model of Teaching) dibangun atas
dasar kerangka teori perubahan perilaku, melalui teori ini siswa dibimbing
untuk dapat memecahkan masalah belajaar melalui penguraian perilaku kedalam
jumlah yang kecil dan berurutan.
2.2.3
Memilih Model Pembelajaran Yang Baik
Sebagai seorang guru harus mampu memilih model
pembelajaran yang tepat bagi peserta didik. Karena itu dalam memilih
model pembelajaran, guru harus memperhatikan keadaan atau kondisi siswa, bahan
pelajaran serta sumber-sumber belajar yang ada agar penggunaan model pembelajara dapat
diterapkan secara efektif dan menunjang keberhasilan belajar siswa.
Seorang guru diharapkan memiliki motivasi dan semangat pembaharuan dalam proses pembelajaran yang dijalaninya.
Menurut Sardiman A. M. (2004 : 165), guru yang kompeten adalah guru yang mampu
mengelola program belajar-mengajar. Mengelola di sini memiliki arti yang luas
yang menyangkut bagaimana seorang guru mampu menguasai keterampilan dasar
mengajar, seperti membuka dan menutup pelajaran, menjelaskan, menvariasi media,
bertanya, memberi penguatan, dan sebagainya, juga bagaimana guru menerapkan strategi, teori
belajar dan pembelajaran, dan melaksanakan pembelajaran yang kondusif.
Pendapat serupa dikemukakan oleh Colin Marsh (1996 :
10) yang menyatakan bahwa guru harus memiliki kompetensi mengajar, memotivasi
peserta didik, membuat model instruksional, mengelola kelas, berkomunikasi,
merencanakan pembelajaran, dan mengevaluasi. Semua kompetensi tersebut
mendukung keberhasilan guru dalam mengajar.
Setiap guru harus memiliki kompetensi adaptif terhadap setiap
perkembangan ilmu pengetahuan dan kemajuan di bidang pendidikan, baik yang menyangkut
perbaikan kualitas pembelajaran maupun segala hal yang berkaitan dengan
peningkatan prestasi belajar peserta didiknya.
BAB III
PENUTUP
3.1
Simpulan
Media pembelajaran secara umum adalah alat bantu proses belajar mengajar. Segala sesuatu yang
dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan
atau ketrampilan belajar sehingga dapat mendorong terjadinya proses
belajar. Media pembelajaran pun berupa alat visual atau audio sehingga memudahkan
seorang pengajar dalam proses pembelajaran. Sedangkan model pembelajaran diartikan sebagai prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman
belajar untuk mencapai tujuan belajar.
Kedua hal ini yaitu model dan media pembelajaran
merupakan hal yang saling berkaitan. Dengan adanya beragam model pembelajaran
maka media yang yang digunakan harus sesuai dengan peserta didik pula. Karena
model pembelajaran yang digunakan akan berpengaruh terhadap pemahaman peserta
didik dalam penyampaian materi. Peserta didik yang memiliki kekurangan dalam
memahami pembelajaran akan mudah pada saat menggunakan media dan model yang
tepat. Maka dari itu soerang pengajar pun harus pula memahami setiap
karakteristik peserta didiknya.
3.2
Saran
Dari beragam pernyataan-pernyatan mengenai model pembelajaran diatas
menunjukan bahwa berbagai banyak cara untuk menerapkan pembelajaran efektif dan
efisien. Dengan demikian, melalui pendekatan-pendekatan tersebut diharapkan
guru dapat memilih pendekatan mana yang sesuai dengan kebutuhan siswa dalam
kondisi yang ada saat ini. Intinya para guru harus bisa menyesuaikan dengan
situasi didalam kelas dan suasana hati siswa dalam proses pembelajaran. Jika
hal tersebut dapat dilakukan oleh guru secara tepat dan kontinyu, proses
pembelajaran di kelas akan dirasakan menyenangkasn baik oleh guru maupun murid.
DAFTAR PUSTAKA
http://panduanguru.com/model-model-pembelajaran-pengertiannya/