Senin, 08 September 2014

media dan model pembelajaran







 

KATA PENGANTAR


Alhamdulillah puji syukur kehadirat atas rahmat Allah SWT dan bimbingannya maka kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul, Media dan Model Pembelaran”
Makalah ini disusun sebagai tugas dari mata kuliah “Perencanaan dan Pembelajaran Inovatif”. Diharapkan dengan adanya penyusunan makalah ini dapat memberi manfaat bagi pembaca serta kami sebagai penyusun dalam memahami media apa saja yang baik digunakan dalam berbagai model proses pembelajaran.
Kami menyadari bahwa masih sangat banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh karna itu saya mengundang pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk memperbaiki penyusunan artikel ilmiah ini.
Akhirnya dengan segala kerendahan hati penyusun ucapkan terima kasih atas kesediaan pembaca untuk memberikan kritik dan saran.
           


Semarang,   September 2014


Penyusun



DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .....................................................................................................      i
KATA PENGANTAR ...................................................................................................     ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................................    iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..........................................................................................................     1
1.2 Rumusan Masalah .....................................................................................................     2
1.3 Tujuan .......................................................................................................................     2
BAB II PEMBAHASAN
2.1  Media Pembelajaran...................................................................................................     3
2.1.1.   Jenis Media Pembelajaran...............................................................................    4
2.1.2.   Tujuan Media Pembelajaran ...........................................................................     4
2.2  Model Pembelajaran .................................................................................................     5
2.2.1.      Ciri-ciri Model Pembelajaran.........................................................................     5
2.2.2.      Klasifikasi Model Pembelajaran....................................................................     7
2.2.3.      Memilih Model Pembelajaran Yang Baik......................................................   10
BAB III PENUTUP
3.1 Simpulan ...................................................................................................................  12
3.2 Saran .........................................................................................................................  12
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Mengajar merupakan usaha dari seseorang yang memberikan ilmu yang pernah dia dapatkan sebelum nya terdiri dari komponen yang saling mempengaruhi yakni tujuan, instruksional yang ingin dicapai dan materi yang disampaikan. Pendidik dan peserta didik yang harus memainkan perannya dalam proses belajar mengajar, sarana dan prasarana belajar mengajar yang tersedia dalam hal ini merupakan suatu media pembelajaran. Dengan adanya media akan memudahkan dari setiap proses pembelajaran di dalam maupun didalam ruangan. Karena setiap individu manusia memiliki sifat yang berbeda saat akan memahami materi yang disampaikan. Ada yang mudah memahami tanpa bantuan media, dan ada pula yang harus menggunakan media supaya mudah mencerna dalam memahami suatu materi yang disampaikan. Seorang pengajar pun harus memahami itu semua supaya media pembelajaran yang digunakan tepat sesuai dengan peserta dan pengguanaan media pun tidak sia-sia.
Model pembelajaran untuk setiap mata pelajaran berbeda-beda dengan menggunakan media pembelajaran disesuaikan dengan tujuan instruksional khusus dan umum dari setiap mata pembelajaran, misal memudahkan dalam menyampaikan materi. Oleh karena itu, penggunaan model pembelajaran melalui media harus ditingkatkan agar dapat meningkatkan minat dan kreativitas belajar.
Media yang digunakan harus disesuaikan dengan model pembelajaran. Hal tersebut dilakukan agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan optimal. Salah satu tujuan proses pembelajaran bukan hanya agar terjadi pertukaran informasi antara pengajar dengan peserta didik, tetapi juga diharapkan dapat mengembangkan kualitas sumber daya manusia serta mampu meningkatkan kreativitas dan minat belajar. Media pembelajaran berbasis teknologi yang saat ini digunakan atau dikenal dengan e-learning.
Penggunaan e-learning dalam pencarian data dan informasi melalui media elektronik sebagai media pembelajaran diharapkan dapat menjadi alternatif solusi untuk mengembangkan serta meningkatkan kreativitas dan minat belajar peserta didik. Untuk itu berikut ini akan dibahas berbagai permasalahan media dan model pembelajaran.

1.2       Rumusan Masalah
1.    Apa pengertian dari media pembelajaran ?
2.     Apa yang dimaksud model pembelajaran dan cara memilih model pembelajaran yang menarik ?

1.3       Tujuan
Makalah ini disusun bukan hanya untuk memenuhi tugas mata kuliah perencanaan dan pembelajaran inovatif melainkan juga untuk memahami media apa saja yang biasa digunakan dalam proses pembelajaran dan juga jenis media yang di gunakan dalam pembelaran sehingga terjadi keterkaitan yang baik dalam hubungan media dan proses pembelajaran. Selarasnya media dan model pembelajaran yang baik nantinya akan berdampak pada proses pembalajaran didalam kelas para peserta didik akan mudah memahami dalam penyampaian materi.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1    Media Pembelajaran
Media pembelajaran secara umum adalah alat bantu proses belajar mengajar. Segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan atau ketrampilan belajar  sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar. Batasan ini cukup luas dan mendalam mencakup pengertian sumber, lingkungan, manusia dan metode yang dimanfaatkan untuk tujuan pembelajaran / pelatihan.
Sedangkan menurut Briggs (1977) media pembelajaran adalah sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti : buku, film, video dan sebagainya. Kemudian menurut National Education Associaton(1969) mengungkapkan bahwa media pembelajaran adalah sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang-dengar, termasuk teknologi perangkat keras.
Posisi media pembelajaran. Oleh karena proses pembelajaran merupakan proses komunikasi dan berlangsung dalam suatu sistem, maka media pembelajaran menempati posisi yang cukup penting sebagai salah satu komponen sistem pembelajaran. Tanpa media, komunikasi tidak akan terjadi dan proses pembelajaran sebagai proses komunikasi juga tidak akan bisa berlangsung secara optimal. Media pembelajaran adalah komponen integral dari sistem pembelajaran
Dari pendapat di atas disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang fikiran, perasaan, dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada diri peserta didik.
Menurut Edgar Dale, dalam dunia pendidikan, penggunaan media pembelajaran seringkali menggunakan prinsip Kerucut Pengalaman, yang membutuhkan media seperti buku teks, bahan belajar yang dibuat oleh guru dan “audio-visual”.
 Description: Description: Pengertian Media Pembelajaran

2.1.1     Jenis Media Pembelajaran

Ada beberapa jenis media pembelajaran, diantaranya :

1.      Media Visual : grafik, diagram, chart, bagan, poster, kartun, komik
2.      Media Audial : radio, tape recorder, laboratorium bahasa, dan sejenisnya
3.      Projected still media : slide; over head projektor (OHP), in focus dan sejenisnya
4.      Projected motion media : film, televisi, video (VCD, DVD, VTR), komputer dan sejenisnya.
Pada hakikatnya bukan media pembelajaran itu sendiri yang  menentukan hasil  belajar. Ternyata keberhasilan menggunakan media pembelajaran dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar tergantung pada (1) isi pesan, (2) cara menjelaskan pesan, dan (3) karakteristik penerima pesan. Dengan demikian dalam memilih dan menggunakan media, perlu diperhatikan  ketiga faktor tersebut. Apabila ketiga faktor tersebut mampu disampaikan dalam media pembelajaran tentunya akan memberikan hasil yang maksimal.

 

2.1.2      Tujuan Media Pembelajaran

Ada beberapa tujuan menggunakan media pembelajaran, diantaranya yaitu :
·      mempermudah proses belajar-mengajar
·      meningkatkan efisiensi belajar-mengajar
·      menjaga relevansi dengan tujuan belajar
·      membantu konsentrasi mahasiswa
·      Menurut Gagne : Komponen sumber belajar yang dapat merangsang siswa untuk belajar
·      Menurut Briggs : Wahana fisik yang mengandung materi instruksional
·      Menurut Schramm : Teknologi pembawa informasi atau pesan instruksional
·      Menurut Y. Miarso : Segala sesuatu yang dapat merangsang proses belajar siswa
Tidak diragukan lagi bahwa semua media itu perlu dalam pembelajaran. Kalau sampai hari ini masih ada guru yang belum menggunakan media, itu hanya perlu satu hal yaitu perubahan sikap. Dalam memilih media pembelajaran, perlu disesuaikan dengan kebutuhan, situasi dan kondisi masing-masing. Dengan perkataan lain, media yang terbaik adalah media yang ada. Terserah kepada guru bagaimana ia dapat mengembangkannya secara tepat  dilihat dari isi, penjelasan pesan dan karakteristik siswa untuk menentukan media pembelajaran tersebut.

2.2    Model Pembelajaran
Model pembelajaran diartikan sebagai prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar. Dapat juga diartikan suatu pendekatan yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Jadi, sebenarnya model pembelajaran memiliki arti yang sama dengan pendekatan, strategi atau metode pembelajaran. Saat ini telah banyak dikembangkan berbagai macam model pembelajaran, dari yang sederhana sampai model yang agak kompleks dan rumit karena memerlukan banyak alat bantu dalam penerapannya.
Ada beberapa model-model pembelajaran seperti ceramah, diskusi, demonstrasi, studi kasus, bermain peran (role play) dan lain sebagainya. Yang tentu saja masing-masing memiliki kelemahan dan kelebihan. Metode/model sangat penting peranannya dalam pembelajaran, karena melalui pemilihan model/metode yang tepat dapat mengarahkan guru pada kualitas pembelajaran efektif.
2.2.1   Ciri-ciri Model Pembelajaran
Ciri-ciri model pembelajaran Tahun 1950 di Amerika yang dipelopori oleh Marc Belt menemukan ciri-ciri dari model-model pembelajaran, antara lain sebagai berikut :
a.    Berdasarkan teori pendidikan dan teori belajar tertentu, misalnya model pembelajaran inkuiri yang disusun oleh Richard Suchman dan dirancang untuk mengembangkan penalaran didasarkan pada tatacara penelitian ilmiah. Model pembelajaran kelompok yang disusun oleh Hebert Thelen yang dirancang untuk melatih partisipasi dan kerjasama dalam kelompok didasarkan pada teori John Dewey.
b.    Mempunyai misi atau tujuan pendidikan tertentu.
c.    Dapat dijadikan pedoman untuk perbaikan kegiatan pembelajaran di kelas.
d.   Memiliki perangkat bagian model yang terdiri dari:
·      urutan langkah pembelajaran,yaitu tahap-tahap yang harus dilakukan oleh guru bila akan menggunakan model pembelajaran tertentu.
·      prinsip reaksi, yaitu pola perilaku guru dalam memberikan reaksi terhadap perilaku siswa dalam belajar.
·      sistem sosial, adalah pola hubungan guru dengan siswa pada saat mempelajari materi pelajaran. ada tiga pola hubungan dalam sistem sosial yaitu tinggi, menengah, dan rendah. pola hubungan disebut tinggi apabila guru menjadi pemegang kendali dalam pembelajaran. pola hubungan disebut menengah apabila guru berperan sederajat dengan siswa dalam kegiatan pembelajaran. pola hubungan disebut rendah apabila guru memberikan kebebasan kepada siswa dalam kegiatan pembelajaran.
·      sistem pendukung adalah penunjang keberhasilan pelaksanaan kegiatan pembelajaran di kelas misalnya media dan alat peraga.
e.    Memiliki dampak sebagai akibat penerapan model pembelajaran baik dampak langsung dengan tercapainya tujuan pembelajaran, maupun dampak tidak langsung yang berhubungan dengan hasil belajar jangka panjang. Menurut Komaruddin (2000) bahwa model belajar dapat diartikan sebagai kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan kegiatan. Model dapat dipahami sebagai : (1) suatu tipe atau desain (2) suatu deskripsi atau analogi yang dipergunakan untuk membantu proses visualisasi sesuatu yang tidak dapat dengan langsung diamati, (3) suatu sistem asumsi-asumsi, data-data, dan inferensi-inferensi yang dipakai untuk menggambarkan secara matematis suatu obyek peristiwa ;(4) suatu desain yang disederhanakan dari suatu sistem kerja, suatu terjemahan realitas yang disederhanakan; (5) suatu deskripsi dari suatu sistem yang mungkin atau imajiner; dan (6) penyajian yang diperkecil agar dapat menjelaskan dan menunjukan sifat bentuk aslinya.
Sedangkan model pembelajaran menurut Kardi dan Nur ada lima model pembelajaran yang dapat digunakan dalam mengelola pembelajaran, yaitu: pembelajaran langsung; pembelajaran kooperatif; pembelajaran berdasarkan masalah; diskusi; dan learning strategi.
Adapun beberapa ciri-ciri model pembelajaran secara khusus diantaranya adalah:
1.      Rasional teoritik yang logis yang disusun oleh para pencipta atau pengembangnya.
2.      Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar.
3.      Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan dengan berhasil.
4.      Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.

2.2.2   Klasifikasi Model Pembelajaran
Model mengajar yang telah dikembangkan dan di tes keberlakuannya oleh para pakar pendidikan dengan mengklasifikasikan model pembelajaran pada empat kelompok yaitu:
1.       Model pemrosesan informasi (information Procesisng Models) menjelaskan bagaimana cara individu memberi respon yang datang dari lingkungannya dengan cara mengorganisasikan data, memformulasikan masalah, membangun konsep dan rencana pemecahan masalah serta penggunaan simbol-simbol verbal dan non verbal. Model ini memberikan kepada pelajar sejumlah konsep, pengetesan  hipotesis, dan memusatkan perhatian pada pengembangan kemampuan kreatif. Model pengelolaan informasi ini secara umum dapat diterapkan pada sasaran belajar dari berbagai usia dalam mempelajari individu dan masyarakat. Karena itu model ini potensial untuk digunakan dalam mencapai tujuan yang berdimensi personal dan sosial disamping yang berdimensi intelektual. Adapun model-model pemrosesan menurut Tom Final din (2001) terdiri atas:
a. Model berfikir Induktif.
     Tokohnya adalah Hilda Taba. Tujuan dari model ini adalah untuk mengembangkan proses mental induktif dan penalaran akademik atau pembentukan teori. Kemampuan-kemampuan ini berguna untuk tujuan-tujuan pribadi dan sosial.
b. Model Inkuiri Ilmiah.
     Tokohnya adalah Joseph J. Schwab. Model ini bertujuan mengajarkan sistem penelitian dari suatu disiplin tetapi juga diharapkan untuk mempunyai efek dalam kawasan-kawasan lain (metode-metode sosial mungkin diajarkan dalam upaya meningkatkan pemahaman sosial dan pemecahan masalah sosial).
c. Model Penemuan Konsep
     Tokohnya, Jerome Brunet. Model ini memiliki tujuaan untuk mengembangkan penalaran induktif serta perkembangan dan analisis konsep.
d.         Model pertumbuhan Kognitif.
     Tokohnya, Jean Pieget, Irving sigel, Edmund Sulivan, dan Laawrence Kohlberg, tujuannya adalah untuk meningkatkan perkembangan intelektual, terutama penalaran logis, tetapi dapat pula diterapkan pada perkembangan sosial moral.
e. Model Penata Lanjutan
     Tokohnya, David ausebel. Tujuannya untuk me-ningkatkan efisiensi kemampuan pemrosesan informasi guna menyerap dan mengkaitkan bidang-bidang pengetahuan.
f. Model memori
     Tokohnya, harry Lorayne & Jerry Lucas. Model ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan mengingat.

2.       Model personal (personal family) merupakan rumpun model pembelajaran yang menekankan kepada proses pengembangan kepribadian individu siswa dengan memperhatikan kehidupan emosional. Proses pendidikan sengaja diusahakan untuk memungkinkan seseorang dapat memahami dirinya dengan baik, memikul tanggung jawab, dan lebih kreatif untuk mencapai kualitas hidup yang lebih baik. Model ini memusatkan perhatian keada pandangan perseorangan dan berusaha menggalakkan kemandirian yang produktif. Sehingga diharapkan Smanusia menjadi semakin sadar diri dan bertanggung jawab atas tujuannya. Adapun tokoh-tokohnya adalah:
a.     Model pengajaran nondirektif.
       Tokohnya, Carl Rogers. Tujuan dari model ini adalah membentuk kemampuan untuk perkembangan pribadi dalam arti kesadaran diri, pemahaman diri, kemandirian, dan konsep diri.
b.    Model latihan Kesadaran
       Tokohnya adalah fritz Peris dan William schultz tujuannya adalah meningkatkan kemampuan seseorang untuk eksplorasi diri dan kesadaran diri. Banyak me-nekankan pada perkembangan kesadaran dan pemahaman antarpribadi.
c.     Model Sinektik
       Tokohnya adalah William Gordon model ini bertujuan untuk mengembangkan pribadi dalam kreativitas dan pemecahan masalah kreatif.
d.    Model Sistem-sistem Konseptual
       Tokohnya adalah, David Hunt tujuannya adalah me-ningkatkan kekompleksan dan keluwesan pribadi.
e.     Model Pertemuan Kelas
       Tokohnya adalah William Glasser. Bertujuan untuk mengembangkan pemahaman diri sendiri dan kelompok sosial.

3.       Model sosial (social family) menekankan pada usaha mengembangkan kemampuan siswa agar memiliki ke-cakapan untuk berhubungan dengan orang lain sebagai usaha membangun sikap siswa yang demokratis dengan menghargai setiap perbedaan dalam realitas sosial. Inti dari sosial model ini adalah konsep sinergi yaitu energi atau tenaga (kekuatan) yang terhimpun melalui kerjasama sebagai salah satu fenomena kehidupan masyarakat. Dengan menerapkan model sosial, pembelajaran di arahkan pada upaya melibatkan peserta didik dalam menghayati, mengkaji, menerapkan dan menerima fungsi dan peran sosial. Model sosial ini dirancang untuk memanfaatkan fenomena kerjasama, membimbing para siswa mendefinisikan masalah, mengeksplorasi berbagai cakrawala mengenai masalah, mengumpulkan data yang relevan, dan mengembangkan serta mengetes hipotesis, oleh karena itu guru, seyogianya mengajarkan proses demokratis secara langsung jadi pendidikan harus diorganisasikan dengan cara melakukan penelitian bersama (cooperative inquiry) terhadap masalah-masalah sosial dan masalah-masalah akademis.
4.       Model sistem perilaku dalam pembelajaran (behavioral Model of Teaching) dibangun atas dasar kerangka teori perubahan perilaku, melalui teori ini siswa dibimbing untuk dapat memecahkan masalah belajaar melalui penguraian perilaku kedalam jumlah yang kecil dan berurutan.

2.2.3   Memilih Model Pembelajaran Yang Baik
Sebagai seorang guru harus mampu memilih model pembelajaran yang tepat bagi peserta didik. Karena itu dalam memilih model pembelajaran, guru harus memperhatikan keadaan atau kondisi siswa, bahan pelajaran serta sumber-sumber belajar yang ada agar penggunaan model pembelajara dapat diterapkan secara efektif dan menunjang keberhasilan belajar siswa.
Seorang guru diharapkan memiliki motivasi dan semangat pembaharuan dalam proses pembelajaran yang dijalaninya. Menurut Sardiman A. M. (2004 : 165), guru yang kompeten adalah guru yang mampu mengelola program belajar-mengajar. Mengelola di sini memiliki arti yang luas yang menyangkut bagaimana seorang guru mampu menguasai keterampilan dasar mengajar, seperti membuka dan menutup pelajaran, menjelaskan, menvariasi media, bertanya, memberi penguatan, dan sebagainya, juga bagaimana guru menerapkan strategi, teori belajar dan pembelajaran, dan melaksanakan pembelajaran yang kondusif.
Pendapat serupa dikemukakan oleh Colin Marsh (1996 : 10) yang menyatakan bahwa guru harus memiliki kompetensi mengajar, memotivasi peserta didik, membuat model instruksional, mengelola kelas, berkomunikasi, merencanakan pembelajaran, dan mengevaluasi. Semua kompetensi tersebut mendukung keberhasilan guru dalam mengajar.
Setiap guru harus memiliki kompetensi adaptif terhadap setiap perkembangan ilmu pengetahuan dan kemajuan di bidang pendidikan, baik yang menyangkut perbaikan kualitas pembelajaran maupun segala hal yang berkaitan dengan peningkatan prestasi belajar peserta didiknya.


BAB III
PENUTUP

3.1         Simpulan
Media pembelajaran secara umum adalah alat bantu proses belajar mengajar. Segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan atau ketrampilan belajar  sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar. Media pembelajaran pun berupa alat visual atau audio sehingga memudahkan seorang pengajar dalam proses pembelajaran. Sedangkan model pembelajaran diartikan sebagai prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar.
Kedua hal ini yaitu model dan media pembelajaran merupakan hal yang saling berkaitan. Dengan adanya beragam model pembelajaran maka media yang yang digunakan harus sesuai dengan peserta didik pula. Karena model pembelajaran yang digunakan akan berpengaruh terhadap pemahaman peserta didik dalam penyampaian materi. Peserta didik yang memiliki kekurangan dalam memahami pembelajaran akan mudah pada saat menggunakan media dan model yang tepat. Maka dari itu soerang pengajar pun harus pula memahami setiap karakteristik peserta didiknya.    

3.2         Saran
Dari beragam pernyataan-pernyatan mengenai model pembelajaran diatas menunjukan bahwa berbagai banyak cara untuk menerapkan pembelajaran efektif dan efisien. Dengan demikian, melalui pendekatan-pendekatan tersebut diharapkan guru dapat memilih pendekatan mana yang sesuai dengan kebutuhan siswa dalam kondisi yang ada saat ini. Intinya para guru harus bisa menyesuaikan dengan situasi didalam kelas dan suasana hati siswa dalam proses pembelajaran. Jika hal tersebut dapat dilakukan oleh guru secara tepat dan kontinyu, proses pembelajaran di kelas akan dirasakan menyenangkasn baik oleh guru maupun murid.

DAFTAR PUSTAKA

http://panduanguru.com/model-model-pembelajaran-pengertiannya/